Tugu peringatan Proklamasi Indonesia di Cirebon |
Ada dua bukti fisik atau literaturnya saling memperkuat bahwa 15 Agustus 1945 masyarakat Cirebon sudah melakukan proklamasi Kemerdekaan RI.
Dalam Buku Peringatan 50 Tahun Kota Besar Cirebon yang dibuat oleh Panitia HUT Cirebon, tercatat proklamasi tersebut benar adanya dan secara langsung dituliskan dalam Bab Simpang Siur dalam Revolusi. Pada bab khusus tersebut, tercatat perjuangan untuk pelaksanaan proklamasi kemerdekaan bangsa tidak hanya terjadi di Jakarta. Pemuda-pemuda Cirebon pun ikut berjuang dan mengadakan persiapan memerdekakan Indonesia.
Persiapan untuk menyambut proklamasi tersebut dipimpin oleh dokter Soedarsono (Dr Sudarsomo, namanya diabadikan jalan) yang saat itu menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Kesambi (sekarang RSUD Gunung Jati). Beberapa tokoh lain seperti Sugra cs, Sastrosuwirjo dan Manadi cs ikut berjuang untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia. Meski tampak terjadi dua golongan, namun pelaksanaannya bersamaan. Kedua golongan tersebut mempunyai cukup kekuatan seperti dr Soedarsono yang notabene menginduk pada Koperasi Rakyat Indonesia, sedangkan Sastrosuwirjo pada Barisan Pelopor.
Hubungan jaringan Cirebon ke Jakarta dilakukan melalui Sutan Syahrir atau pun melalui Markas Menteng 31 yang dipimpin oleh Surkani dan Chaerul Saleh. Aktivis pemuda Cirebon tersebut melakukan proklamasi kemerdekaan RI di Alun-alun Kejaksan setelah mendengar kabar Jepang menyerah kepada Sekutu 14 Agustus 1945.
Karena tidak ingin terus dijajah, maka cepat-cepat dilaksanakan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 15 Agustus 1945 atau lebih cepat dua hari dari Proklamasi RI di Jakarta. Namun proklamasi yang dilaksanakan di Cirebon tidak diakui secara luas oleh masyarakat, hanya sebagian masyarakat mengakui adanya proklamasi tersebut. Sebagian lagi justru bersikap ragu, sehingga enggan mengibarkan bendera merah putih. Bahkan, yang lebih ekstrim ada juga yang meminta agar proklamasi dicabut kembali. Literatur lainnya, juga menyebutkan hal serupa.
Dalam sebuah makalah yang dibuat oleh Panitia Peneliti Monumen Perjuangan Kota Cirebon yang diketuai Sudibyo Pusponegoro pada Desember 1976, menyebutkan terjadinya Proklamasi 15 Agustus 1945 di Cirebon. Dalam literatur tersebut juga dituliskan kekalahan Jepang dari sekutu menjadi motivasi kuat untuk dilaksanakannya proklamasi sesegera mungkin. Angkatan muda tersebut sudah menyusun kekuatan sejak setehun sebelumnya ditandai dengan dilaksanakannya rapat umum di Gedung Rex di kawasan Cangkol. Dalam rapat tersebut hadir sebagai pembicara adalah Dr Mohamad Toha yang menyerukan, ”Merdeka Sekarang Juga.”
Dalam perjuangan sebelum proklamasi tersebut angkatan muda terus menerus menjalin hubungan dengan Jakarta, di antaranya adalah dr Soedarsono dan Suroto yang menjadi penghubung informasi. Kemudian 13 Agustus 1945 Daini Dancho Zainal Asikin yang dirawat di Rumah Sakit Kesambi kamar nomor 9 mengadakan pertemuan dengan sekitar 20 orang untuk memutuskan bahwa pada 14 Agustus 1945 pukul 22.00 akan melaksanakan serangan besar terhadap Jepang, tetapi komando terakhir tidak sampai karena Jakarta tidak memberikan lampu hijau.
Menjelang pecahnya proklamasi atau setelah adanya berita positif kekalahan Jepang, maka secara spontan pemuda dan rakyat Cirebon melakukan penyerbuan ke kantor-kantor pemerintahan Jepang untuk merebut dan menyerahkan kekuasan Jepang kepada RI dengan aparat pemerintahan Jepang saat itu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Indonesia. Namun berita proklamasi di Jakarta pada 17 Agustus 1945 baru diterima masyarakat Cirebon pada 18 Agustus 1945 pukul 16.00, sesaat setelah diterimanya informasi tersebut diadakan rapat umum di Alun-alun Kejaksan dan diteruskan dengan pawai keliling kota dan malam harinya langsung dibentuk Karisedenan Cirebon yang bertempat di Perguruan Tinggi Taman Siswa yang dimulai sejak pukul 20.00 dan baru berakhir pukul 05.00 pagi esok harinya.
Sejarah tugu Alun-alun Kejaksan tersebut juga merupakan bentuk dari para pengikut Sutan Sjahrir untuk membangun tugu peringatan peristiwa proklamasi Cirebon, untuk memerdekakan Indonesia.
Ada bukti lain yang menjelaskan bahwa kemerdekaan Indonesia juga dimulai dari Cirebon, yakni Tugu Kemerdekaan Waled, yang berada di Mapolsek Waled, Kabupaten Cirebon.
Semoga artikel di atas dapat menambah wawasan kita dan tidak menyia-nyiakan perjuangan para pejuang kemerdekaan, dengan ikut mengisi kemerdekaan Indonesia agar semakin jaya.
No comments:
Post a Comment
Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.